Ahlan Wa Sahlan Ya Ikhwatiy...

Ahlan Wa Sahlan Ya Ikhwatiy...
Ramadhan Kariim,, kami merindumu ya syahral Qur'an ^_^

Wellcome in My Blog

Sebaik-baik manusia yang bermanfaat kepada orang lain...

About me

Foto saya
jeuram, Aceh, Indonesia
to be jundiyah Qur'ani ^_^

Jumat, 24 Februari 2012

PAHLAWAN HIDUPKU

Pahlawan hidupku, begitulah gelar yang kusematkan untuk seorang yang sangat berjasa dalam hidupku, dialah wanita yang pertama kucintai setelah kecintaanku kepada sang khaliq dan sang mu'allim seluruh dunia,,mungkin kita semua mempunyai seorang pahlawan yang rela mengorbankan nyawanya untuk kita agar bisa mengintip dunia ini, aku sangat bahagia dan bersyukur kepadaNya yang telah menjadikanku salah seorang hamba yang terlahir dari rahim ibuku.

Awalnya, aku tidak begitu merasakan bahwa ibuku begitu menyayangiku, karena beliau tidak pernah memanjakanku, begitu juga dengan kedua saudaraku, beliau tidak pernah memanjakan kami, namun ketika aku berpisah dengan keluarga untuk melanjutkan pendidikan pada salah satu sekolah khusus tingkat menengah dan tinggal di asrama, aku merasakan ada yang hilang dalam kehidupanku sehari-hari, aku mencari sesuatu yang hilang itu dan tak pernah kudapatkan di asrama. Setelah beberapa lama, akhirnya aku menyadari ternyata aku kehilangan kasih sayang dan cinta yang tulus dari ibu, dan itu hanya bisa kudapatkan di rumah, bukan di asrama, aku merindukan kasih sayang itu.

Mungkin aku termasuk orang yang menyia-nyiakan kasih sayangnya, aku masih terlalu sibuk dengan egoku saat bersamanya, astaghfirullah.. aku belum bisa menjadi anak yang berbakti, dan itu baru terasa saat aku jauh dari sosok pahlawan itu. Dengan demikian aku harus sabar dan tegar dalam mencari jati diri untuk bekal hidup di dunia dan akhirat, aku harus bertahan untuk tetap melanjutkan pendidikan, walaupun kasih sayang itu tidak kudapatkan setiap hari. Namun di luar dugaanku ibuku selalu meluangkan waktu untuk menjengukku ke asrama, beliau seolah-olah mengerti bahwa aku belum siap menerima kenyataan ini, beliau tau sebenarnya aku belum bisa berpisah dengannya begitu cepat, awal semester beliau selalu menjengukku satu pekan sekali, sampai-sampai teman-temanku iri melihat aku sering dikunjungi orang tua. Lama-lama jatah berkunjung menjadi satu bulan sekali dan terus dikurangi sampai tiga bulan sekali, dan akhirnya ketika aku sudah merasa betah tinggal di asrama, beliau sangat jarang mengunjungiku sampai aku terbiasa dengan kehidupan asrama. Begitulah ibuku mendidikku, walaupun kami berjauhan tapi dia tetap orang yang paling dekat denganku karena beliau sangat mengerti tentang aku dan orang yang paling sabar menghadapi tingkahku yang terkadang cepat emosi, sampai aku terdiam karena melihat tawadhu' dan kesabarannya itu..

Aku sangat jarang melihat beliau meneteskan air mata, bahkan sebesar apapun masalah yang sedang dihadapinya, beliau tetap sabar dan tegar serta tawakkal kepada Allah, beliau tidak pernah menampakkan kegelisahannya pada kami. Namun, di hari yang sangat bersejarah dalam studiku yaitu wisuda sarjana 2 tahun yang lalu, beliau tak bisa memendung gerimis dimatanya, itulah bahasa jiwa ibu saat menyaksikanku memakai baju toga dan berdiri didepan Rektor untuk diresmikan menjadi salah seorang sarjana setelah perjuangan dalam masa 4,5 tahun di kampus biru,.. selesai acara wisuda yang pertama ku cari dalam desakan ribuan mahasiswa dan para undangan adalah ibu, subhanallah haru biru hari itu seakan menghapus stiap tetesan peluh, mengobati segala luka serta pengorbanan dalam perjuangan, Ketika itu seakan hilang semua beban, kesedihan, dan kelelahan yang pernah singgah dalam kehidupannya, dan hanya luapan kebahagiaan yang memenuhi ruangan hatinya. Hari itu aku bisa melihat senyum ibu yang begitu tulus dan airmata keharuannya. Aku merasakan hangatnya dekapan ibu dalam bahagia yang sempurna, syukurku pada ilahi atas smua nikmat ini, buah dari kesabaran itu selalu manis rasanya…^_^

Ah,,, pengorbanannya untukku tak sanggup kulukiskan dengan goresan tinta hitam ini,,terlalu sering kujadikan tulisan-tulisan ini sebagai pengobat rinduku kepadanya, namun tak pernah ada bosan, aku terus mencoba menulis dan menulis sebaik mungkin, memilih kata-kata terindah agar suatu saat beliau membaca tulisanku tentangnya, aku ingin melihat beliau tersenyum ketika mengetahui bahwa ternyata ada pengagum rahasia selama ini…

Saat ini aku sedang berusaha untuk segera menyelesaikan hafalanku walaupun dengan tertatih aku harus tetap bergerak, aku tidak boleh menyia-nyiakan pengorbanan ibuku, dia harus mendapatkan penghargaan dari apa yang telah di usahakannya, dan penghargaan yang ingin kupersembahkan adalah mahkota terindah nan bercahaya di akhirat kelak, syaratnya aku harus bisa menghimpun ayat-ayat cinta dari Allah dalam dadaku, mengamalkan dan mendakwahkannya..

Semoga tulisan ini dapat memotivasiku untuk terus berjuang dengan sekuat tenaga untuk membahagiakan hati sang pahlawan kehidupanku, dunia dan akhirat.. Amien

Jakarta, 25 Feb 2012

bintu syarief